Aku tahu telah ribuan langkah
kau buat di atas bongkah-bongkah emas
Titik bahagiamu terentang dari ujung langit
sampai batas cakrawala
Dan inilah aku, sebuah kerikil kecil
yang kau lewati setiap hari
tanpa pernah kau sapa
Apakah layak sebuah noktah meminta selembar kanvas putih
apakah kerikil boleh menuntut sapamu
Jikapun boleh, tak akan mampu ia berpinta
bagaikan langit hitam yang tak pernah berharap matahari membelainya
Ia tetap di sana
sampai suatu hari ia membuatmu tersandung
kau jatuh, menangis, untuk kemudian bangkit lagi
Namun kali ini kerikil itu tersenyum
karena sekali dalam putaran waktunya, kau menatapnya lebih lama.
Itu cukup, karena bahagia itu sederhana