![]() |
Tembok Karang Pantai Tanjung Layar, Sawarna, Banten Selatan |
Selamat pagi..
Mari lanjutkan perjalanan kita. Dari Pelabuhan Ratu ini perjalanan berikutnya
akan menuju Pantai Sawarna di Banten Selatan, kami tinggal menyusuri jalan ke
utara menuju Cisolok. Sempat mampir ke Pantai Karang Hawu dan Pantai Cimaja
yang terkenal sebagai spot surfing, perjalanan awalnya tidak menyenangkan
karena jalan aspal yang rusak dan sangat menanjak, namun ketika sudah masuk
wilayah Banten kami cukup heran karena jalan relatif lebih baik dibandingkan di
wilayah Jawa Barat.
![]() |
Jalan masuk kawasan Pantai Sawarna |
Dua jam kira-kira waktu dihabiskan untuk menuju Sawarna
termasuk untuk singgah minum kopi dan mengambil gambar. Kawasan Sawarna sekilas
tak tampak sebagai kawasan pantai karena untuk menuju pantai harus melewati
jembatan gantung secara bergantian dan kudu melewati perkampungan, masih cukup
sepi saat kami datang pada pukul 10.45 pagi. Sebagai orang yang baru pertama
kali ke Sawarna, suasana ini mengingatkan saya pada Pulau Tidung atau Bali
karena pantai tidak terbuka melainkan tertutup perkampungan wisata. Harga
homestay juga relatif wajar, apalagi kami datang saat akhir minggu.
Menurut cerita Wong dan penuturan warga pemilik warung kopi
di Sawarna, pantai ini berubah sangat cepat dari pantai alamiah dan sepi
menjadi pantai yang selalu ramai, warung-warung berdiri di mana-mana,
penginapan juga didirikan di mana-mana untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan.
Hampir semua rumah juga berfungsi sebagai homestay yang menyewakan kamarnya,
untuk rate weekend harganya berkisar antara 150-350 rb tidak termasuk makan, jangan
ragu untuk menawar. Masalah yang sering muncul di sini adalah aliran listrik padam
sehingga terbayang betapa gerahnya berada di kawasan ini tanpa kipas angin.
![]() |
Siang terik di Pantai Pasir Putih, Sawarna |
Bila sudah berada di Sawarna, tentu tak boleh melewatkan
Tanjung Layar , pantai yang ditandai dengan tegakan dua karang tinggi yang
berdampingan yang berdiri di pantai dangkal. Di sebelah kanan karang ini dan
lebih menjorok ke laut nampak karang lain yang berdiri seperti dinding penahan
ombak. Saat ombak tinggi menghempas dinding ini
terpapar sebuah pemandangan menakjubkan dengan diiringi suara ombak yang
berdebum.
![]() |
Tanjung Layar |
![]() |
Hempas ombak di tembok karang |
![]() |
Legon Pari |
Selain Tanjung Layar, ada satu pantai lagi yang boleh
dikunjungi yakni Pantai Legon Pari, sebuah teluk yang terisolasi letaknya.
Untuk mencapainya dibutuhkan keteguhan dan kengeyelan karena jalur yang dilewati
adalah batu. Namun kami berpikir positif bahwa ini harga sebuah keingintahuan.
Ternyata Legon Pari memang teluk yang cukup menarik meskipun tidak fenomenal
amat, pantainya memiliki memiliki batuan
berlumut serta memiliki lengkungan pasir putih yang akan berakhir di karang
besar yang merupakan ujung daratan. Hampir mirip dengan dinding di Tanjung
Layar, karang ini adalah tempat ombak terhempas dengan keras, hanya bedanya,
karang di Legon Pari bisa didekati oleh manusia meskipun tetap menyimpan bahaya,
ingat bahwa ombak besar hanya berbatas karang itu...hiiii!
![]() |
Karang Legon Pari |
Selesai dengan Legon Pari, kami mengunjungi sesuatu yang
berbeda yakni Gua Lalay alias Gua Kelelawar, sebuah gua kapur yang dialiri air
jernih yang cukup melimpah namun karena tidak membawa alat yang memadai kami
tak melanjutkan sampai ujung sehingga tidak bisa menggambarkan variasi ornamen
apa saja yang ada di bagian dalam gua Lalay ini.
![]() |
Goa Lala |
Tak terasa sore telah menjelang saat kami keluar dari
kawasan Gua Lalay yang berupa perkampungan juga, namun kami belum berniat
kembali ke penginapan. Memasuki kawasan Pantai Sawarna lagi, kami langsung
menuju ke Tanjung Layar karena di ujung pantai ini tempat yang tepat untuk
menikmati pemandangan matahari terbenam. Sayangnya, harapan tidak sesuai
kenyataan, awan menyelimuti matahari sepanjang sore itu, kesempatan untuk
mendapatkan gambar mataharipun sangat sulit. Meski begitu, kesempatan menikmati
petang tetap dapat didapat seraya merasakan hembusan angin yang semakin kencang
dan dingin, saat gelap mulai merayap berarti waktunya kembali ke homestay
menikmati sisa waktu di Sawarna.
![]() |
Secuil sunset di ujung hari di Sawarna |
Terimakasih karena telah membawaku ke sini, ke primadona
Banten Selatan. Esok hari, perjalanan akan dilanjutkan dengan kembali ke
Pelabuhan Ratu untuk kemudian menuju Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Cikaniki,
Sukabumi (w&y)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar